"Diary Janji"
By Babaya Bungas
JANJI, sebuah kata yang simple namun spesial. Bagi orang yang terbiasa jujur, JANJI merupakan hal yang sakral. Mereka tak suka "Mengumbar" JANJI jika tak yakin bisa "Menepatinya". Mereka menghargai JANJI sebagai mana mereka Menghargai "HARGA DIRINYA" dan juga sebagaimana mereka menghargai "Nama Baiknya".
Karena pada sebuah JANJI lah terpatri sebuah "KEPERCAYAAN". Dimana Kepercayaan jika sudah dinodai dengan "Kebohongan" maka akan susah memperbaikinya ataupun mengembalikan seperti keadaan semula.
Hal berbeda akan bisa kita lihat pada orang yang terbiasa "Mengumbar JANJI". Mereka akan sangat mudah mengingkari JANJI sama seperti mudahnya mereka BERJANJI. Malah terkadang mereka berani "Bersumpah" mengatas namakan Tuhan untuk mempertegas Janjinya.
KENAPA? Karena JANJI dan SUMPAH mereka jadikan sebagai senjata ampuh agar lebih meyakinkan kebenaran janjinya. Padahal sesungguhnya bagi mereka itu seringnya cuma dijadikan kedok, jaminan atau sebagai modus untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan.
Aduhai kenapa sebegitunya, ya? Padahal janji sama dengan hutang yang memang seharusnya dibayar. Bedanya, janji harus dibayar dengan kontan bukan kayak cicilan di tukang kredit yang bisa diangsur berkali kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar